Sayangnya, memberlakukan lockdown ini tak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Ketika lockdown dimulai pada 25 Maret, tersiar kabar bahwa masyarakat justru panik dan segera mudik ke kampung halaman. Hal ini justru menyebabkan kericuhan dan antrean panjang yang dikhawatirkan malah membuat COVID-19 makin menyebar.
Situasi hari pertama lockdown India. Foto: DW (News)
|
Berkaitan dengan kabar tersebut, salah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang juga merupakan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Mumbai, Agus Saptono, berbagi kisah mengenai apa yang sebenarnya terjadi selama India lockdown.
“Pada dasarnya lockdown diartikan sebagai perintah agar masyarakat tetap berada di tempat tinggal masing-masing dengan mengedepankan social distancing (menjaga jarak sosial) ketika memang terpaksa keluar (rumah),”ujar Agus.
Agus tak menampik bahwa pada awal diberlakukannya lockdown masyarakat mengalami kekagetan yang berimbas pada kekacauan.
“Memang pada awal penerapan lockdownsempat terjadi dimana para migrant worker (pekerja migran) yang sebagian besar bekerja sebagai pekerja harian memilih untuk pulang ke kampung halamannya. Dalam hal ini pemerintah India telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi hal tersebut,” kata Agus.
Penduduk India mulai jalani lockdown di tengah lonjakan kasus Corona di negara itu. Miliaran warga India dikarantina guna memutus rantai penyebaran COVID-19. (Foto: Getty Images)
|
Agus menjelaskan sebenarnya keputusan lockdown di India ini tidak serta merta dilakukan. Sejak kasus COVID-19 pertama terdeteksi di India, pemerintah telah memberikan arahan pada masyarakat.
“Kasus Virus Corona pertama kali ditemukan di India pada tanggal 30 Januari 2020, ketika ada warga India kembali dari negara Timur Tengah.Pemerintah negara bagian Maharashtra menyatakan bahwa COVID-19 adalah pendemi sejak tanggal 13 Maret 2020,” ungkapnya.
“Sebelum diberlakukan total lockdown di seluruh India, sesuai instruksi dari Perdana Menteri (PM) Modi, telah dilaksanakan Janata Curfew yaitu A day Curfew di seluruh India pada tanggal 22 Maret 2020,”imbuhnya.
Sebagaimana diwartakan Aljazeera, a day curfew mewajibkan semua orang tidak keluar rumah mulai pukul 7 pagi sampai 9 malam pada hari Minggu (22/3). Pemberlakuan ini dapat disebut sebagai uji coba sebelum lockdowndilakukan secara total.
“Langkah ini akan dilakukan untuk kepentingan negara untuk mengikuti dan mempersiapkan kita menghadapi tantangan di masa depan,”ujar PM Modi pada saat itu.
Namun tak lama setelah uji coba dilakukan, PM Modi mengumumkan akan memberlakukanlockdown nasional di India.
“Pengumuman total lockdown disampaikan PM Modi pada tanggal 24 Maret 2020, dimulainya total lockdown adalah per tanggal 25 Maret sampai 14 April 2020 selama 21 hari,” kata Agus.
Kendati sempat kacau di hari pertama, Agus bercerita,” hingga saat ini, penerapan lockdownberjalan dengan baik.”
Situasi lockdown India. (Foto: Getty Images)
|
Meskipun tak boleh keluar rumah, masyarakat di India masih dapat mengakses kebutuhan pokok dan kesehatan.
“Toko kebutuhan sehari hari, bahan makanan, dan apotek diizinkan untuk tetap membuka layanan secara normal,”ujarnya.
Selain itu, beberapa moda transportasi seperti bus umum dalam kota juga masih beroperasi untuk mengakomodir karyawan yang bekerja di sektor strategis, kantor pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat yang membutuhkan.
Selain hal-hal tersebut, operasi dan kegiatannya dihentikan selama masa lockdown.
“Pemerintah India melarang kegiatan pengumpulan massa dan penutupan dilakukan di tempat-tempat keramaian, sekolah, tempat hiburan, kursus dan gym, mall, dan lain-lain. Pemerintah India menghentikan semua transportasi umum termasuk seluruh penerbangan nasional dan internasional dari dan keluar India,” Agus menerangkan.
Ini juga berlaku untuk tempat wisata yang semuanya ditutup.
“Terkait dengan kondisi tempat wisata di India, sesuai dengan ketentuan lockdown, semua tempat wisata saat ini ditutup,”tukasnya.
Perkembangan terkini dari COVID-19 di Indiaberdasarkan data dari Worldometer pada Kamis (9/4/2020), jumlah kasus positif berjumlah 5.916 orang dimana 506 orang sembuh sedangkan 178 orang meninggal dunia.***(detik.com