Pekanbaru, riaudetil. com – Dua Budayawan asal Kabupaten Pelalawan H. Herman Maskar sebagai pelaku penggali sastra lisan dan T. Alfenfair sebagai pelaku pelestari zapin pecah dua belas pada Sabtu (5/5/2018) malam resmi dikukuhkan Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi Riau Yoserizal Zen bersama 22 budayawan se – Riau lainnya sebagai Duta Budaya Melayu Riau tahun 2018 bertempat di Taman Budaya Riau Bandar Seri Melayu Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru.
H. Herman Maskar yang dihubungi riaudetil. com usai pengukuhan menyampaikan bahwa sebelumnya Dinas kebudayaan masing – masing Kabupaten/kota di Riau diminta untuk mengajukan 2 nama ke Dinas Kebudayaan Propinsi Riau untuk dikukuhkan sebagai duta budaya melayu riau.
” Nama Saya dan T. Zulfenfair diajukan Dinas periwisata kebudayaan pemuda dan olahraga disparbudpora pelalawan.Bersama 22 budayawan se – Riau lainnya kita diberi pembekalan sejak 3 mei hingga 5 mei 2018 di Pekan baru dan malam ini dikukuhkan,” paparnya.
Ditambahkannya,sesuai Perda Nomor 31 tahun 2001 dimana Pemerintah Provinsi Riau bersama masyarakat Riau berazam menjadikan Riau sebagai Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara pada tahun 2020. Duta Budaya Melayu mengemban Visi Riau 2020 tersebut dengan terus menggali nilai-nilai budaya Melayu dan kearifan lokal dengan terus mensosialisasikannya ditengah masyarakat.
” Selain menggali budaya yang hampir punah,Duta budaya melayu riau juga bertugas membimbing bagi penggali seni budaya daerah yang tradisi sampai mendapatkan pengakuan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) baik di propinsi, pusat bahkan dunia internasional.Riau memiliki 21 Kearifan Lokal yang sudah mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).Untuk dunia pengakuan sudah didapat yakni bahasa dan kedua pantun yang masih diperjuangkan,” ucapnya.
Saat disinggung soal pengembangan budaya kabupaten pelalawan, Herman Maskar menyebutkan yang sudah mendapat pengakuan sebagai warisan budaya tak benda ada 2 yakni nyanyi panjang dan manumbai.Kedepannya,zapin pecah 12 pelalawan,zapin maharani di tolam, bianggung di tolam, togak tunggul di langgam, bulian godang di langgam, biaden kuala kampar, gambang di botung dan lainnya.
” Sudah 4 kali sidang ada perbaikan naskah yang langsung diperjuangkan oleh Dinas Kebudayaan Riau.Mohon do’a masyakat Pelalawan agar ini terwujud,” tukasnya. (Zoelgomes)