Sikapi Pelajar SMP Aniaya Bocah 4 Tahun di Rohul, Psikilog Heleni Filtri Berharap Ada Pendampingan Pihak Terkait ke Anak

Kepala Prodi PG PAUD FKIP Unisversitas Lancang Kuning (Unilak), Pekanbaru, Heleni Filtri.M.Psi.

RIAUDETIL.COM,ROHUL – Setelah beredar dan meluasnya informasi kasus penganiayaan pelajar SMP terhadap bocah 4 tahun berinisial NN beberapa waktu lalu, Psikolog berharap adanya pendampingan dan pengayoman dari Pemkab Rohul dan instansi terkait terhadap korban NN.

Ahli Psikolog yang juga Kepala Prodi PG PAUD FKIP Unisversitas Lancang Kuning (Unilak), Pekanbaru, Heleni Filtri.M.Psi, Rabu (3/6/2020) menegaskan, diprediksi NN (4) bocah korban penganiayan oleh Pelajar SMP kininmengalami trauma berat.

Bacaan Lainnya

Sehingga tambah Heleni, sehingga perlunya pengayoman dari pihak pemerintah daerah seperti Disso P3A yang akan memberikan terapi berbentuk pendampingan ke anak.

Heleni yang akrab disapa Fifil, dirinya mendengar informasi dari media massa terkait dugaan penganiaayan oleh pelajar SMP terhadap NN bocah 4 tahun.

Fifil menyatakan, korban penganiayan mengalami trauma berat. Itu terbukti dengan kondisi NN yang sering kali ketakutan saat melihat orang banyak, terutama laki-laki.

“Korban mengalami trauma berat, terbukti dirinya takut ketika bertemu orang banyak apalagi dengan laki-laki,” ungkap Fifik ahli psikolog Unilak.

Diitegaskan Kepala Prodi PG PAUD FKIP Unilak, bahkan justru trauma NN lebih mendalam dari yang terlihat. Apalagi korban umurnya masih belia 4 tahun, tentunya itu berpengaruh terhadap perkembangan anak dikemudian hari.

“Karena anak di usia 4 tahun adalah masa dimana dia mengenal baik dan buruk,” ucap Fifil

Selain terganggunya perkembangan korban, Fifil juga mengatakan, hal terburuk yang akan terjadi pada Korban adalah akan menjadi pribadi yang tertutup. Korban tidak ingin berjumpa orang lain, sehingga mengganggu kehidupan sosialnya dikemudian hari.

“Terparahnya lagi karena perlakuan penganiayaan tersebut, korban akan membenci laki-laki yang berakibat buruk pada masa depannya. Bisa jadi tidak akan menyukai laki-laki atau anti sosial,” kata Fifil.

Sehingga Fifil berharap, adanya pengayoman dari pemerintah daerah seperti Disos P3A yang nantinya memberikan terapi berbentuk pendampingan ke anak dan hal itu butuh kerjasama antara orangtua dan lingkungan sekitar anak tersebut tinggal.

“Untuk menyembuhkannya berat dan butuh waktu lama, namun berbagai pihak diharapkan mampu ikut mengembalikan keceriaan korban, terutama orang tua korban sendiri,” harap Fifil.

Sebut Fifil, agar dapat mengajak korban bermain dan bercerita tentang hal apa yang dia suka, sehingga itu dapat membantu menghilangkan ingatan korban tentang penganiayan yang telah terjadi padanya.

“Karena usia anak 4 tahun itu masa dimana dia suka sekali bermain, orang tua korban dapat membawanya ke tempat objek wisata, atau sekedar rekreasi agar dia melupakan kejadian pahit yang telah menimpanya dulu,” sebutnya lagi.”***(Hsb).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *