RIAUDETIL.COM,ROHUL – Aktivis yang peduli pendidikan DiRokan hulu baru-baru ini menjambangi beberapa sekolah di berbagai kecamatan DiRokan hulu merasa heran atas beberapa bangunan ruang kelas belajar (RKB),Mobile dan sarana belajar mengajar yang masih jauh dari harapan,
“Memprihatinkan ” ujar Hidayat ,saya dan rekan-rekan media sempat berkunjung ke Desa Bangun Jaya Kecamatan Tambusai Utara Rokan hulu Riau dan sempat berdiskusi dengan
Kepsek SDN.038 TAMBUT (NASAR SUTIKNO.S.Pd
Pak Kepsek menerangkan bahwa disekolah kita ini Gurunya ada 12 orang sembilan diantaranya honor Komite dan Guru Bantu provinsi,jumlah
Murid di SDN 038 ini sebanyak 220 orang sementara Ruang Kelas belajar yang permanen ada 4 ruang yang di bangun pemerintah ,1 ruang bangunan sumbangan dari para wali murid dan donatur dan 2ruang kelas belajar bangunan semi permanen yang juga dibangun oleh masyarakat urainya.
Tambahnya para Wali murid non muslim minta supaya ada guru agama Kristen, dan atas permintaan tersebut karena juga anak didik kita cukup banyak yang beragama Kristen akhirnya disepakati melalui rapat komite supaya diadakan guru agama tersebut,
Namun kata pak Kepsek kita buntu dibilang honor guru agama Kristen tersebut,wal hasil juga bisa disepakati bersama wali murid diadakan kutipan per wali murid sejumlah Rp.15000/bulan untuk honor guru Non Muslim,terangnya.
Hal yang sama juga dijumpai oleh para aktivis peduli pendidikan di SDN 008 Tambusai Utara ,
Kepala Sekolah SDN 008 Tambusai Utara ,
YUSAFAT EDI PRANOWO SPd juga mengatakan bahwa dia juga mengalami hal yang sama dengan Sekolah lain yang ada di kecamatan Tambusai Utara (TAMBUT),jumlah murid di SDN 008 yang dipimpinnya berjumlah 130 siswa dan memiliki RKB sebanyak 6 LOKAL, Guru PNS 6 orang dan Guru Bantu 1 orang serta Guru Komite 3 oran plus tenaga Pendidikan 2 orang (total honor komite 5 orang),
Kepada awak media dan aktivis beliau juga mengutarakan walaupun katanya dia sudah dilantik dan pindah ke sekolah lain namun dia tetap berharap pemerintah daerah supaya bisa memberikan bantuan mobile karena mobile yang ada jauh dari harapan demi kenyamanan anak didik dalam proses belajar pungkasnya
“Ya cukup memprihatinkan urainya , kiranya nanti setelah saya tinggalkan sekolah ini bisa dibantu dan bisa lebih maju lagi harapnya.
(R.lubis)