Pekanbaru,riaudetil.com – Jelang pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau terpilih, Abdul Wahid dan SF Hariyanto, isu perombakan pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Riau semakin mencuat. Banyak spekulasi yang berkembang terkait sejumlah pejabat yang kemungkinan akan non-job pasca pelantikan.
Dr. Ragil Ibnu Hajar, M.Kn pengamat hukum angkat bicara.Menurutnya, perubahan struktur pejabat saat rezim kepemimpinan baru adalah hal yang wajar, dan Itu hal biasa saat ada pergantian kepemimpinan ujar alumni Universitas Islam Riau (UIR) tersebut kepada riaudetil.com, Senin, (30/12/2024)
Dr. Ragil menilai, kepemimpinan Abdul Wahid dan SF Hariyanto merupakan kombinasi yang ideal.
Ditambahkannya, Abdul Wahid adalah politisi dan SF Hariyanto berasal dari birokrasi yang merupakan pasangan ideal. SF pasti paham siapa yang layak mengisi jabatan eselon II berdasarkan kemampuan, sementara Abdul Wahid akan menyaringnya jelasnya.
Namun ia juga mengakui bahwa lobi-lobi jabatan dalam menentukan eselon II tidak bisa dihindari, Lobi itu biasa dalam politik, tetapi kita berharap penentuan pejabat lebih memprioritaskan profesionalisme agar mereka yang duduk di jabatan eselon II benar-benar kompeten tambahnya.
Lebih lanjut, Dr. Ragil mengingatkan bahwa proses pengisian jabatan eselon II memerlukan waktu, Nama-nama yang diajukan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Mendagri, sesuai dengan persyaratan yang berlaku
Ia pun berharap agar Gubernur dan Wakil Gubernur Riau terpilih dapat menempatkan orang-orang yang profesional di jabatan strategis tersebut.
Masyarakat Riau menginginkan roda pemerintahan dan perekonomian berjalan baik di bawah kepemimpinan baru pungkas Ragil Ibnu Hajar.(ZG)