MERANTI – Dalam debat pertama Calon Kepala Daerah (Cakada) Kabupaten Kepulauan Meranti 2024, ke empat paslon sempat membeberkan strategi dalam menangani fenomena migrasi penduduk.
Adapun pertanyaan dari panelis di sesi kedua debat publik tersebut menyinggung subtema tentang Sumber Daya Manusia. Pada sesi ini, Calon Bupati Kepulauan Meranti nomor urut 1 Asmar diminta untuk membeberkan strategi dalam menangani fenomena migrasi penduduk. Terutama bagi kaula muda yang pindah dari desa ke perkotaan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak sehingga berdampak pada berkurangnya tenaga produktif di daerah setempat.
Menjawab itu, Asmar menerangkan jika terpilih pada periode 2024-2029 ini, mereka paslon nomor urut 1 Asmar-Muzamil akan mengundang para investor untuk berinvestasi di kabupaten bungsu Riau dengan tujuan terbukanya lapangan pekerjaan yang lebih luas.
“Kami (Asmar-Muzamil) akan segera melakukan supaya anak-anak muda ini bisa bekerja sesuai dengan kebijaksanaannya atau sesuai dengan sekolahnya. Dan juga kami berserta Muzamil akan memasukkan investor-investor dari luar untuk membuka lapangan-lapangan kerja supaya anak-anak Meranti ini bisa bekerja di Kabupaten Kepulauan Meranti saja tidak perlu lagi ke luar negeri. Justru itu saya mengharapkan kepada lapisan masyarakat Kepulauan Meranti, pilih kami berdua, Berazam, Asmar dan Muzamil. Insya Allah Meranti akan unggul agamis dan sejahtera,” ungkapnya.
Asmar juga berjanji sekiranya dirinya bersama Muzamil diamanahkan memimpin Kepulauan Meranti maka pihaknya akan bekerja keras untuk membangun Kabupaten Kepulauan Meranti ini lebih baik daripada sekarang.
Selanjutnya, tiga calon bupati lainnya diminta untuk menanggapi strategi Asmar menghadapi persoalan tersebut. Tanggapan pertama datang dari Cabup nomor urut 2 Mahmuzin Taher. Fenomena bermutasinya atau hijrahnya para pekerja lokal sehingga membuat daerah ini menjadi kekurangan tenaga kerja atau SDM salah satu penyebab menurutnya karena sekarang eranya sudah berubah.
“Di saat ini kita sudah masuk ke era digital. Khusus buat adik-adik milenial, gen Z maupun milenial mereka harus mempunyai space tersendiri di Meranti untuk bisa diakomodir bagaimana mereka bisa bekerja. Salah satu caranya adalah kita harus beradaptasi dengan industri yang ada di luar sana,” ujarnya.
Namun, lanjut Mahmuzin, hari ini tidak semua masyarakat Meranti bisa bekerja melakukan menggunakan digital. “Inilah salah satu program ke depan yang harus kita jemput. Meranti harus digitalisasi untuk menjaga anak muda kita,” pungkasnya.
Kemudian langkah yang sama turut dilakukan Cabup nomor urut 3 Basiran, dia memberikan solusi atas kondisi tersebut dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi masyarakat di kabupaten termuda di Riau.
“Kalau Berlian menanggapi apa yang sudah disampaikan tadi. Menurut kami bahwa anak-anak muda kita hari ini dan seluruh masyarakat kita mungkin dari kampung ke kota atau banyak kerja yang di Malaysia. Kalau pendapat saya justru hari ini karena kekurangan lapangan pekerjaan di daerah kita sehingga anak-anak kita dan masyarakat kita banyak kerja yang di Malaysia,” ungkapnya.
Menurutnya pula, kenapa kerja di Malaysia, tentunya dengan pendapatan yang lebih menjanjikan atau pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan daerah sendiri.
“Mereka kerja hanya 24 hari. Setelah balik kampung bisa membawa uang sekitar 4, 5, sampai 6 juta. Kenapa apa karena kurangnya lapangan pekerjaan, oleh karena itu lapangan pekerjaan di kampung kita harus kita ciptakan sedemikian rupa. Basiran dan Yulian, ada Prabowo sebagai Presiden, insya Allah kami akan menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak,” ucapnya penuh semangat.
Sementara itu, Cabup nomor urut 4 Masrul Kasmy menilai Migrasi penduduk biasanya karena tidak adanya uang yang berputar di daerah tersebut karena rendahnya investasi.
“Jadi yang harus dilakukan melalui ini adalah membangun infrastruktur, karena infrastruktur itu akan mendatangkan investasi. Infrastruktur yang bagus, jalan yang bagus, listrik yang tersedia, air bersih yang bagus. Kemudian sarana pelabuhan yang cantik, ini akan mendatangkan investasi sehingga uang akan berputar di daerah kita. Jadi kekuatan investasi inilah yang mampu mendorong terbukanya lapangan pekerjaan,” bebernya.
Untuk diketahui, debat publik pertama yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat pada Senin (4/11/2024) malam itu dipandu oleh moderator Vivin Anjadi Suwito dengan lokasi debat yang berlangsung di Ballroom Hotel Grand Meranti, Selatpanjang pada pukul 20.00 WIB yang disiarkan langsung Riau Televisi (Rtv) dan streaming YouTube KPU Kepulauan Meranti.
Debat dengan tema yang diangkat tentang “Penguatan Tata Kelola Pemerintahan dan Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kepulauan Meranti yang Madani” berlangsung tertib, jumlah peserta dalam ruangan dibatasi agar tidak menimbulkan kerumunan. Setiap paslon hanya dapat membawa 50 orang pendukung, selain tamu undangan seperti Forkopimda, tokoh masyarakat, dan undangan resmi lainnya.(swl)