RIAUDETIL.COM, RENGAT – Kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) menjadi yang tertinggi penyumbang titik api di Provinsi Riau.
Berdasarkan data yang diperoleh, sejumlah lokasi Karlahut tidak hanya berada di areal perkebunan swadaya milik masyarakat namun juga berada di areal perusahaan perkebunan.
Luas lahan yang terbakar totalnya mencapai ratusan hektar dari sejumlah lokasi yang ada di Kabupaten Inhu.
Lahan PT Alam Sari Lestari (ASL) di Desa Payarumbai salah satu lokasi Karlahut yang luas, pasalnya luas areal yang terbakar mencapai 40 hektar. Bahkan kebakaran disekitar lokasi tersebut sempat terbakar dua kali.
Atas kejadian tersebut Ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Inhu, Handika Karismon meminta dengan tegas agar PT ASL diberikan tindakan tegas.
“Sebagai perusahaan perkebunan sawit tentunya memiliki petugas patroli, kenapa bisa sampai terjadi kebakaran tersebut bahkan meluas sampai puluhan hektar, maka kita minta penegak hukum agar menyelidiki ini karena kemungkinan ada unsur kelalaian,” tegasnya.
Karlahut yang terjadi di Inhu juga menyita perhatian aktivis lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) untuk berkomentar.
Menurut Rama Ketua Mapala Oasis, Karlahut di Inhu memberikan dampak yang sangat merugikan masyarakat.
“Udara kita tercemar asap akibat Karlahut, yang rugi adalah masyarakat Inhu,” ujarnya.
Terlebih ia menyayangkan Karlahut yang terjadi di areal perusahaan, seperti yang terjadi di Desa Payarumbai.
“Korporasi mengambil keuntungan dari konsesi lahan dan hutan, namun mereka lalai sehingga mengakibatkan kebakaran di areal mereka,” ujarnya.
Selain karena kelalaian perusahaan, Rama juga menyampaikan lemahnya pengawasan dari pemerintah.
“Peraturan yang tumpang tindih itu menjadi celah bagi perusahaan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia meminta penegak hukum memberikan tindakan tegas terhadap para pelaku pembakaran lahan dan hutan termasuk korporasi.
Sementara itu, Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu, Dody Iskandar menjelaskan bahwa saat ini petugas gabungan masih berupaya melakukan pemadaman di sejumlah lokasi.
“Beberapa lokasi yang terbakar saat ini, antara lain Desa Sungai Raya, luasnya mencapai 102 hektar dan Desa Payarumbai yang luasnya mencapai 40 hektar,” terangnya.
Selain milik masyarakat, lokasi Karlahut juga diketahui berada di dalam areal perusahaan perkebunan, seperti di Desa Payarumbai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Inhu yang diketahui milik PT Alam Sari Lestari (ASL) atau anak perusahaan PT Mentari.
Seperti yang diungkapkan Dody, bahwa sebagian besar lahan yang terbakar merupakan lahan lahan gambut. Kondisi tersebut menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman. (man)