Menghindar Bayar Ganti Rugi Dengan Masyarakat, PT. Inecda Sebut Kumbang Tanduk Tidak Berasal Dari Kebunnya

RIAUDETIL.COM, RENGAT – Untuk menghindari ganti rugi kepada masyarakat desa Tani Makmur Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) PT. Inecda Plantation mencari alasan bahwa rusaknya kebun kelapa sawit masyarakat bukanlah dikarenakan kumbang tanduk yang berasal dar Reflanting kebun PT. Inecda.

Padahal sebelumnya berdasarkan hasil perundingan antara Masyarakat dengan PT. Inecda yang dipasilitasi oleh Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Inhu PT. Inecda bersedia mengganti kerugian masyarakat.

Bacaan Lainnya

Humas PT. Inecda Joko Dwiyono saat ditemui di Kantornya beberapa waktu lalu mengatakan bahwa permasalahan antara masyarakat dengan PT. Inecda sudah selesai dimana masyarakat akan menerima ganti rugi.

“Saat ini masih nego harga ganti rugi kebun kelapa sawit milik warga, perusahaan hanya sanggup mengganti rugi sebesar Rp. 500 ribu perbatangnya,” jelasnya saat itu.

Terakhir terdengar kabar bahwa General Manager PT Inecda Plantation mengatakan bahwa spisies kumbang tanduk di kebun kelapa sawit dan kelapa makan milik masyarakat, bukanlah berasal dari areal kebun PT Inecda.

Dirinya berdalih bahwa spisies ini lazimnya menyerang dan bermukim di tanaman kelapa.

Disampaikannya juga bahwa hal ini berdasarkan dari hasil penelitian Tim Lembaga Pusat Penelitian Kelapa Sawit (LPPKS) yang berkantor di Medan (Sumut) dipimpin Ozzy beberapa hari lalu.

“Pak Ozzy sudah menjelaskannya kepada para tokoh masyarakat di sejumlah desa yang pemukimannya berdampingan dengan perusahaan,” terangnya.

Diterangkannya bahwa, kumbang tanduk kerap menyerang dan bermukim di tanaman kelapa makan, namun karena tanaman kelapa makan di pemukiman penduduk tidak terlalu banyak (Terbatas) dan tidak ada yang berkebun kelapa makan, maka spisies itu menyerang ke tanaman kelapa sawit, khusus pada tanaman usia muda.

“Hasil penelitian itu tim LPPKS itu juga menyebutkan, keterbatasan jenis tanaman kelapa makan, membuat spisies kumbang tanduk itu mencari alternative lain, sasarannya adalah kelapa sawit yang usia muda yang ada di sekitarnya,” dalihnya. (Man)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *