Indragiri Hulu – Pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Indragiri Hulu (Inhu) menggelar aksi damai jilid 2 yang di ikuti oleh sejumlah eleman masyarakat di Kantor Bupati Inhu. kamis (20/06/21) pagi.
Berdasarkan pantauan dilapangan aksi PMII ini terkait banyaknya jalan rusak akibat banyaknya mobil angkutan batu bara Milik perusahan yang batu bara yang beroperasi di Inhu diduga melebehi tonase kendaraan tersebut.
Adapun dalam orasinya PMII cabang Inhu menyampaikan pernyataan sikap antara lain ; pertama, meminta bupati melalui Dinas Perhubungan untuk memberhentikan angkutan batubara Milik PT Era Perkasa Mening EPM Peranap. Karena banyaknya Jalan Kabupaten yang rusak yang disebabkan oleh aktivitas angkutan Batubara PT Era Perkasa Mening EPM Peranap.
Kedua, meminta bupati untuk mendesak PT Era Perkasa Mening EPM Peranap agar melakukan perbaikan disetiap jalan lintas se-kabupaten Inhu yang dilalui angkutan batubara miliknya tanpa menggunakan APBD Kabupaten Indragiri Hulu.
Ketiga, kami mendesak Bupati Inhu untuk transparan terkait adanya dugaan perbaikan jalan Se-kabupaten Inhu. Yang di lalui Angkutan Batubara PT Era Perkasa Mening EPM Peranap. Karena kami menduga sejauh ini ada kontribusi dari PT Era Perkasa Mening EPM Peranap terhadap perawatan jalan-jalan yang di lalui Angkutan batubara milik PT Era Perkasa Mening EPM Peranap tersebut.
Keempat, kami mengajak seluruh masyarakat Inhu untuk mendukung bupati yang berani bersikap terhadap perusahaan perusak jalan raya seperti PT Era Perkasa Mening EPM Peranap untuk di tindak tegas dan menolak terhadap pemimpin Inhu yang diduga melakukan pembiaran terhadap aktivitas perusahaan perusak jalan di Inhu seperti PT Era Perkasa Mening EPM Peranap.
Terakhir, apabila tuntutan kami tidak diindahkan maka kami akan bawa masyarakat lebih banyak. Jika berani lanjutkan, jika tidak berani ganti pemimpin.
Usai menyampaikan dan menyerahkan pernyataan sikap kepada perwakilan PMII Inhu dan masyarakat membubar diri dengan tertertib.
Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) PMII cabang Inhu, Romi Zelvindra, mengatakan kepada media ini merupakan aksi PMII jilid 2 dan kami melihat bupati tidak terlihat di lapangan ini yang membuat kami ragu kepada bupati apakah bupati berani merespon pernyataan sikap kami
Sejauh ini, dampak dari banyaknya angkutan batu bara itu telah merusak jalan dan adanya korban dari masyarakat dimana masyarakat sering mengalami kecelakaan. “Dampak rusaknya jalan ini tentu memiliki potensi yang dapat menimbulkan kecelakaan tentu saja hal ini tidak akan di rasakan oleh bupati karna bupati jika keluar pasti ada pengawalan, berbeda halnya dengan masyarakat yang sering menggunakan jalan,” ujar Romi.
Untuk itu dalam aksi PMII jilid 2 ini yang di ikuti masyarakat ingin melihat keberpihakan bupati pada masyarakat apakah pimpinan kita peka terhadap persoalan persoalan yang terjadi di Inhu yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Romi juga menambahkan, akan segera melakukan konsolidasi untuk melakukan aksi jilid 3 dengan mengandeng lebih banyak masyarakat dan dalam aksi ini kami sebagai bagian elemen masyarakat Inhu akan melihat komitmen pemimpin apakah berpihak kepada masyarakat atau lebih peduli kepada oligarki yang ada sehingga kedepan kita lebih bijak dalam milih pemimpin agar masyarakat tidak di abaikan oleh pemimpinnya. (rls)