LILAC PEP Lirik Field, Diantara Tanggung Jawab Sosial dan Membangun Peradaban

Oleh : Zulhamsyah

Waktu menunjukkan pukul 13.15 wib, saat kaki menginjak objek Wisata Alam Pertamina Lirik yang terletak 48 km utara kota Indragiri Hulu Provinsi Riau. Meski langit berawan, namun siang ini terasa gerah hingga keringat ditubuh membasahi baju.

Namun semua tak penulis hiraukan. Wisata Alam Lirik bukan tempat yang asing bagi penulis. Tempat ini begitu indah dan menawan dengan hamparan rumput hijau, kolam ikan dan pohon – pohon rindang asri yang menjulang tinggi membuat hati dan mata begitu nyaman menikmati keindahannya.

Satu persatu langkah kaki penulis menuju Rumah Baca LILAC (Lirik Literacy Center) yang berada ditengah tengah objek wisata alam lirik. Sembari berjalan, sejumlah pertanyaan mulai muncul di kepala penulis. Seistimewa apakah LILAC PEP Lirik Field ?.

Luar biasanya, program ini menjadi salah satu penerima penghargaan di ajang Bisnis Indonesia Social Responsibility Awards (BISRA) Tahun 2025 hingga membanggakan Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatra Subholding Upstream Pertamina melalui komitmen kuatnya dalam pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Tak kalah hebatnya, penulis kembali teringat atas pernyataan kepada Dela Ayu Puspita Dewi Community Development Officer (CDO) sebelum penulis berangkat menuju Rumah Baca LILAC.Penulis  secara tegas menyampaikan bahwa konsep LILAC yang diterangkan terlalu kecil dan hanya dibesar – besarkan saja.

Sejujurnya, dalam lubuk hati paling dalam, penulis tidak bermaksud untuk mengkerdilkan ataupun merendahkan program LILAC, namun penulis ingin lebih menggali banyak soal LILAC ibarat mencari ladang minyak ditengah gurun sahara.

Penulis berkeyakinan LILAC bukan semata – mata Corporate Social Responsibility (CSR) dan bukan sekedar pemberdayaan masyarakat, bukan hanya soal peningkatan literasi ataupun peningkatan softskill pemuda. Namun lebih dari itu, penulis percaya melalui LILAC, PEP Lirik Field sedang menata kehidupan yang lebih beradab.

Akhirnya langkahku terhenti di bangunan rumah baca LILAC dan disambut 4 muda dan dua mudi yang masih berstatus pelajar. ” Selamat datang kakak di rumah baca Lirik Literacy Center ” dengan senyuman yang khas dan sangat ramah. Penulis pun membalas sapa mereka ” Terima kasih adik – adik atas sambutannya,”.

Singkatnya, Dela Ayu Puspita Dewi Community Development Officer (CDO) menerangkan Rumah Baca LILAC (Lirik Literacy Center) diresmikan pada 6 September 2024 sebagai upaya mewujudkan generasi muda yang lebih cerdas.” Meski usianya masih muda namun LILAC sudah berdampak luas dan dinilai positif oleh banyak pihak,” ungkapnya.

Wanita berkerudung dan berkacamata ini juga menyebutkan peresmian ini bukan hanya sekedar peresmian gedung, namun menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan minat baca dan literasi di kecamatan Lirik. LILAC dibentuk bersama Forum Anak Kecamatan Lirik sebagai mitra.

Menurutnya, literasi adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan dan peluang yang lebih luas. Hadirnya Rumah Baca LILAC semoga dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak-anak dan pemuda. Dirinya pun memberi kesempatan untuk bertanya keenam pelajar dari Forum Anak Lirik, ” kalau mau lebih tahu lagi seputar rumah baca LILAC, silahkan bertanya langsung ke 5 pelajar dari forum anak lirik ini ya,” ucapnya.

Farel Syamsul Amri salah satu fasilitator Rumah Baca LILAC menyampaikan salam ” Assalaamu’alaikum abang – abang dan ibu – ibu sekalian di Rumah Baca LILAC,”. Kami berenam merupakan siswa – siswi yang tergabung dalam Forum Anak Kecamatan Lirik yang kini menjadi mitra PEP Lirik Field dalam menjalankan program LILAC.

Terkuak, Farel menyebutkan nama LILAC terinspirasi dari ide teman di Forum Anak. ” Ada yang beri ide jika namanya Lirik Literacy Center atau disingkat LILAC,lebih simple. Akhirnya Kita sepakat dan mengajukan nama tersebut ke PEP Lirik Field,” ungkapnya.

Farel menyebutkan Rumah Baca LILAC merupakan perpustakaan yang menyediakan buku – buku dari tingkat Taman Kanak – Kanak hingga SMA.” Sekarang ada sebanyak 1000 buku sebagian besar bantuan dari perpustakaan nasional, Kabupaten Inhu dan PEP Lirik Field.Mudah – mudahan bukunya kedepan makin banyak.Rumah Baca dibuka hari Sabtu dan Ahad saja,” tegasnya. 

 
Dilanjutkannya, tak hanya perpustakaan, di Rumah Baca LILAC  juga terdapat peralatan bordir dan menjahit untuk pelatihan bagi para pemuda – pemudi. ” Jadi ada waktu tertentu juga Kita menggelar pelatihan bagi para pemuda – pemudi seperti membordir ataupun menjahit,” terangnya. 

 
Farel menyebutkan Rumah Baca LILAC juga kerap menggelar event – event acara di tingkat sekolah, hari anak, hari literasi dan hari besar nasional. ” Kita punya tempat di belakang bangunan Rumah Baca ini untuk menggelar event atau perlombaan seperti penulisan cerpen, berbalas pantun, puisi, mewarnai dan menggambar serta lain – lainnya. Kita selalu eksis bang. Bisa saja abang – abang jurnalis nanti kolaborasi dengan Kita menggelar event,” pungkasnya. 

 
Farel secara lugas juga menyampaikan, untuk menarik minat anak – anak berkunjung ke Rumah Baca LILAC maka pengurus melakukan sosialisasi ke sekolah – sekolah, promosi ke media sosial dan mengelar sejumlah event. ” Rumah Baca LILAC ini juga masih baru bang. Bukanya juga hanya 2 hari  Sabtu dan Minggu dalam sepekan. Perharinya yang berkunjung 20 hingga 30 anak. ” Kita selalu optimis bang dan terus berupaya Rumah Baca LILAC benar benar menjadi pusat literasi ” ungkapnya. 

 
Penulis begitu antusias dengan keterangan pengurus Rumah Baca LILAC yang dimotori oleh siswa – siswi dari Forum Anak Kecamatan Lirik ini. Sejak awal penyambutan hingga menjelaskan seputar Rumah Baca LILAC tak satupun dari mereka memegang handpone. Lebih takjubnya, ke 6 (enam) anak ini begitu lugas, sigap dan berkomunikasi dengan tatanan bahasa terukur dan rapi, singkat padat dan mudah dipahami. 

 
Mereka tampak mudah melakukan komunikasi tanpa canggung. Berkomunikasi dengan anak – anak, remaja hingga pemuda terlihat jelas mereka telah melakukan kompleksitas interaksi dari berbagai tingkatan umur. Mereka punya nilai, norma, budaya, etika, percaya diri dan adab.

 

Semangat mereka mengurus Rumah Baca LILAC bukan sekedar retorika belaka dan mereka sangat memahami arti ” mimpi besar “. Berpikir besar, bermimpi besar, percaya besar dan hasilnya kan besar.Bermimpilah besar,ketahuilah bahwa hal – hal lur biasa dicapai dengan mulai percaya pada diri sendiri.

– LILAC Membangun Peradaban Terhebat

Bagi penulis, kolaborasi PEP Lirik Field dan Forum Anak Kecamatan Lirik dalam mengelola Rumah Baca LILAC adalah ide dan inspirasi yang mahal. Tak terbayangkan, jika konsep LILAC dipakai seluruh perusahaan ataupun pemangku kepentingan dan jabatan didaerah, maka ada sesuatu yang betul – betul sedang dibangun.

Dalam konsep  Rumah Baca LILAC, kolaborasi PEP Lirik Field dan Forum Anak Kecamatan Lirik tampak jelas terciptanya kompleksitas interaksi antara manusia, lingkungan, nilai – nilai budaya dan zaman yang membentuk pola kehidupan sebuah masyarakat. LILAC PEP Lirik Field sedang membangun peradaban terhebat. 

 
Kembali di awal penulisan, bagi penulis secara pribadi,  pertanyaan besar alasan Bisnis Indonesia Social Responsibility Awards (BISRA) menganugerahkan penghargaan kepada program CSR LILAC (Lirik Literacy Center) PEP Lirik Field, karena LILAC bukan sekedar CSR namun lebih dari itu konsep program ini nyata di era AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. LILAC konsep sederhana dengan mimpi besar membangun peradaban.*